Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Senin, 30 November 2015

INILAH VERSI ORANG KAYA MENURUTKU



Menurut kalian apa yang membuat orang-orang merasa dirinya kaya? Karena memiliki harta yang berlimpahkah? Atau memiliki tingkat kepopuleran yang tinggi? 


Dan inilah versi kaya menurutku.

                                     
 Orang-orang kaya itu adalah orang yang pandai bersyukur yang merasa dirinya selalu cukup. Mereka memaknai kehidupan dengan sebenar-benarnya, hal itu tercermin dalam kehidupan mereka sehari-hari yang sederhana. Ya walaupun mereka bukan orang-orang dari kelas ningrat, dari strata atas, mereka bahkan sama sekali tidak punya jabatan tinggi di kantor, apalagi untuk mendapatkan kepopuleran. Mereka orang-orang yang dilupakan pemerintah.  Yang tersenyum dengan alasan-alasan sederhana. Dan betapa bersyukurnya aku bertemu dengan orang-orang seperti mereka. Sebenarnya, kalian juga selalu bertemu dan berhubungan dengan mereka. Hanya saja kalian tidak pernah mengamati arti dari senyuman mereka. Arti dari sapaan mereka. 

Cerita pertama...


Sebagai Perantau di kota orang dan sebagai anak kosan yang harus dan wajib bisa me manage keuangan. Tentu saja aku harus berprilaku hemat. Memikirkan tentang bagaimana kelangsungan hidupku di kota orang. Aku harus cukup cerdas dalam memilih tempat makan... Dan enggak mungkin kalau aku harus makan di restaurant atau cafe-cafe mahal hehehehe. Dan akhirnya untuk meminimalisir pemborosan aku sering makan di warteg-warteg terdekat. Sampai suatu hari aku bertemu dengan Ibu XX yang sering berjualan setiap pagi di dekat kosan. Ibu XX ini berjualan setiap pagi dengan gerobak yang seadanya. Menu yang ditawarkannya pun tidak terlalu lengkap seperti di warteg tapi masakannya selalu habis terjual. Menurutku masakannya enak dan murah. Aku bisa membeli nasi kuning seharga Rp 3000.  
Ibu penjual nasi kuning dengan gerobak miliknya


Awalnya aku cuek-cuek aja ketika membeli nasi kuning. Tapi, lama kelamaan aku mengamati sifat dan sikap si Ibu XX ini. beliau bisa dikatakan lebih dari sekedar baik. Aku bahkan sering diberi menu tambahan sama beliau dan itu gratis. Orangnya super ramah, kalau enggak ada kembalian beliau selalu bilang.  

     “Udah, simpen aja dulu di neng uangnya. Kalau ada receh boleh kasih ke Ibu. Kalau uangnya di ibu takut lupa.” Paparnya dengan lembut.

Dari sinilah aku merasa terketuk untuk lebih memahami arti kehidupan. Ibu XX yang sering berjualan di dekat kosan, aku sama sekali tidak pernah melihat keluhan di bibirnya. Meskipun pada kenyataannya penghasilannya tidak seberapa, tapi pancaran kebahagiaan di wajahnya saat melayani orang-orang yang ingin membeli nasi kuningnya selalu ada! Hal yang paling membuatku merasa senang bila bertemu dengan beliau adalah keramahan dan kesederhanaannya. Subhanallah.Mungkin karena itulah dagangannya sering laku terjual. Dan beliau selalu merasa cukup dalam kehidupan. Beliau pandai sekali bersyukur. Beliau tahu bagaimana menyikapi rezeki yang diberikan Tuhan padanya.

Cerita kedua ..


Cerita ini datang dari tukang koran dan majalah di daerah Jalan Pahlawan. Aku sering mengunjungi Amang tukang koran satu ini karena memang aku hobi melihat cerpen-cerpen yang terbit di majalah atau koran setiap hari Minggunya. Aku bahkan sudah bersahabat baik dengan Amang tukang koran ini. Entahlah. Bagiku bersama orang-orang yang sederhana ini selalu ada sensasi tersendiri. Kebahagiaan yang aneh yang sulit dilupakan. Memang enak berteman dengan orang-orang kaya. Tapi, terkadang berteman dengan mereka sering membuat kita lupa untuk berbagi dan bersyukur. 

Amang tukang koran bersama dagangannya


Amang tukang koran ini, kalau setiap habis pulang kuliah. Dia selalu menyapaku sambil tersenyum sederhana. “Neng, enggak beli koran lagi?”  Padahal, kenyataannya aku jarang membeli korannya karena uang bulanan yang minim. Tapi, anehnya Amang koran ini selalu mengizinkanku untuk melihat rubrik cerpen di majalah atau koran setiap hari Minggunya. Super baiiiiiiiiiiiiiiiik sekali. 
Pernah suatu hari Amang koran itu bertanya.

     “Neng kenapa suka baca-baca koran?”

      “Iya, soalnya suatu saat mudah-mudahan tulisanku juga ada di koran ini, Mang. hehehehe.” Jawabku jujur.

Amang koran itu tersenyum dan ikut meng Aamiin kan doaku. Dengan cara yang sederhana. Beliau mengajariku untuk tetap berjuang. Aku tahu, penghasilan tukang koran memang tidak seperti penghasilan orang-orang yang berada di gedung-gedung kantor yang tinggi itu—yang kalau berjalan suka mengangkat wajahnya tinggi-tinggi—seolah-olah mereka adalah orang paling kaya. Amang koran ini mengajariku untuk tetap rendah hati. Dan beliau juga mengajariku untuk terus semangat menulis agar kelak tulisanku menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Orang-orang sederhana inilah yang selalu mengajariku untuk bersyukur. Mereka mengajakku untuk menemukan kebahagiaan yang hakiki.

Mengutip kata-katanya Ayah @Pidibaiq

“Ya Allah, Mudah-mudahan sederhana, tetapkanlah pikiran kita selalu melangit. Dan dengan hati yang terus membumi.”

Semoga tulisan ini bermanfaat. Setidaknya untuk orang-orang yang selalu berangkat dari hal-hal sederhana.

Bandung 01 Desember 2015

10 komentar :

  1. Banyak orang baik di sekita kita ya mba.. Mulai dari hal2 kecil :')

    Makasi banyak ya mba uda ikut GA nya... Salam kenal ya mba Tia ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbaaa. belajar dari hal-hal kecil yang insya allah jadi hal yang luar biasa dan berkah :)

      sama-sama mba, senang juga bisa ikut berpartisipasi :)

      Hapus
  2. bnyak peljran hidup yg brhrga yg bs kita perolrh dr org2 sederhana y mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa mbak, banyaak sekali dan kadang kita enggak sadar akan hal itu :')

      Hapus
  3. Kadang kebaikan datang dgn cara yg tidak kita duga. Banyak kebaikan de sekitar kita cuma kita sering lupa. Good story mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hal itulah yang sering saya lewatkan. dan tulisan ini memang sekaligus jadi penegur buat saya sendiri agar tidak melupakan sekitar hehee. :)

      Hapus
  4. Kedua orang kaya itu tulus dan berhati besar, Ibu dan Bapak di atas. :')

    BalasHapus
  5. salam kenal ya
    salut banget sama mereka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali. teriamaksih sudah berkunjung ya :)
      iya salut banget :)

      Hapus